Sabtu, 26 Maret 2016

TNI Perketat Penjagaan Perbatasan Menyusul Unjuk Rasa Eksplorasi Minyak di Timor Leste

TNI Angkatan Darat dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Yonif 725/Woroagi, memperketat penjagaan di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste, menyusul terjadinya unjuk rasa di Timor Leste yang menuntut negosiasi ulang perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Celah Timor.
Penjagaan dilakukan di perbatasan dengan melakukan patroli rutin di daerah zona netral batas negara.
Siaga ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya konflik yang tidak diinginkan.
Dengan menggunakan senjata lengkap, anggota TNI mulai menggelar kegiatan patroli keliling perbatasan dengan menyusuri hutan zona netral batas negara dan memantau langsung patok-patok batas negara Indoesia dan Timor Leste.
Anggota TNI juga secara siaga mematau langsung situasi di jalur tikus guna mencegah terjadiya penyelundupann barang ilegal maupun warga yang melintas secara illegal.
Wakil Komandan Pos Silawan, Serka Husen Raat, kepada sejumlah wartawan, Minggu (27/3/2016) mengatakan, selama satu minggu ini, dilakukan penjagaan lebih ketat lagi pasca-terjadinya aksi damai yang dilakukan di Timor Leste yang membuat aktivitas lumpuh total di negara itu.
“Patroli yang dilakukan setiap minggu itu untuk mengantisipasi penyelundupan dan warga yang melintas secara illegal. Pengamanan perbatasan ini akan dilakukan lebih ketat lagi demi keamanan wilayah Indonesia dan Timor Leste terutama di pintu perbatasan utama Motaain agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar dia.
Untuk diketahui, sebanyak 10.000 warga, aktivis, mahasiswa dan mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste, menggelar demonstrasi di luar Kedutaan besar Australia di ibukota Timor Leste, Dili.
Tuntutan para demonstran itu yakni, adanya negosiasi ulang perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Celah Timor yang ternyata hanya menguntungkan Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar