Kamis, 31 Maret 2016

Leticia, Anak Sheila Marcia yang Bikin Gemas Ayu Ting Ting

Penampilan Sheila Marcia dalam sebuah program acara di sebuah stasiun televisi rupanya mendapat pujian dari netizen. Tak hanya Sheila, sang anak pun, Leticia, mendapat pujian dari netizen saat foto bareng Ayu Ting Ting. Dalam foto itu Ayu terlihat gemas dengan bocah yang bernama lengkap Leticia Charlotte Agraciana Joseph itu.


"Mama ticia mau photo sama tante ayu cantik πŸ’‹πŸ’‹," tulis Sheila sebagai keterangan foto di akun Instagramnya, Rabu (30/3/2016).


BACA JUGA
  • Eksklusif, Hari-hari Sheila Marcia Sebagai Single Parent
  • Film Cassandra Lee, Oops!! Ada Vampir Dapat Jatah 95 Layar
  • Bawakan Sountrack AADC,Melly Goeslaw dan Cakra Khan Bernostalgia
"Leticiaaa cantikkk😘😘😘," komentar akun @bunga_trisna_ayu. "ticia nggemesinnn," timpal akun @padallingan.
Selain wajahnya yang menggemaskan, mereka juga berharap Leticia menjadi artis. Mereka ada juga yang ingin foto bersama bocah yang akrab disapa Ticia itu.

"Ticia jd artis ajaa...aku fanss berat kamuu😍😍😍😍😍," tambah akun @yosieochi. "Lecticia. Semua orang suka kamu nak. anak yang cantik.somaga menjadi anak kebangaan ke dua orang tua," kata akun @bunda_rosyidah.
Kehadiran Sheila Marcia dan juga anaknya jadi pengobat rindu para penggemarnya. Mereka kembali berharap Sheila kembali ke dunia artis.

Sejak Dikecam, Zaskia Gotik Hafalkan Lambang Pancasila

Mendapat kecaman karena diduga telah melecehkan lambang negara, Zaskia Gotik mulai berbenah diri. Dia sadar selama ini tak pernah mengenyam pendidikan yang tinggi. Karenanya Zaskia mengaku sempat menghapal apa saja lambang-lambang sila dalam Pancasila.
"Memang Neng enggak sekolah tinggi, cuma lulusan SD saja. Jadi belum begitu tahu lambang-lambang, enggak tahu lambang sila 1 sampai 5. Tapi sekarang sudah hapalkan," ungkap Zaskia Gotik, di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

BACA JUGA
  • Mirip Dewa, Ustaz Ini Serukan Muslim Bernama Wisnu Ganti Nama
  • Filipina Pede Selamatkan WNI, TNI Tak Diizinkan Sergap Abu Sayyaf
  • Kabar Keluarga Awak Kapal yang Dibajak Abu Sayyaf
Atas masalah yang dihadapi, Zaskia merasa seolah paling bodoh di Indonesia. Sebab, meskipun tahu, Zaskia tidak mampu menyebutkan Pancasila secara acak. Nyatanya, hal itu juga dialami teman-temannya yang lain.
"Apakah Neng yang paling bodoh, sampai tanya ke teman-teman mereka juga lupa. Pancasila tahu. Neng enggak hapal ketika ditanya 1 sampai 5. Harus disebutkan secara urut," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Zaskia tak henti-henti meminta maaf atas perbuatannya yang dinilai telah melecehkan. Sebagai manusia, Zaskia mengaku tak pernah lepas dari kesalahan dan dosa.
"Neng tidak ada niat sama sekali untuk melecehkan. Sekarang serahkan saja sama Tuhan, jalani saja. Neng tidak hentinya meminta maaf kepada lembaga tinggi, Ketua DPR/MPR, Kapolri, Panglima TNI, bapak Presiden. Insya Allah Neng mau jadi manusia dan anak bangsa yang lebih baik," ucap Zaskia Gotik

Jadi Ibu, Cut Mini Carikan Jodoh Untuk Raditya Dika

Raditya Dika siap menggebrak dengan film terbarunya, Koala Kumal. Salah satu pemainnya adalah Cut Mini. Di film produksi Starvision ini, Cut Mini dipercaya menjadi ibu dari Raditya Dika. Ia mengaku senang bisa terlibat di film yang juga disutradari oleh Radiya Dika yang bergenre komedi percintaan tersebut.
"Peran saya di film Koala Kumal ini sebagai penyambung laranya Raditya Dika. Ceritanya saya jadi ibunya Dika,” ucap Cut Mini saat syukuran film Koala Kumal di kawasan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).

BACA JUGA
  • Hari Film Nasional, Raditya Dika Luncurkan Teaser Koala Kumal
  • Raditya Dika Gaet Acha Septriasa-Nino Fernandez di Koala Kumal
  • Film Terbaru Raditya Dika, Koala Kumal, Rilis Lebaran 2016
“Yang pasti saya jadi ibu yang baik hati. Yang suka jodoh-jodohinnya anaknya kalau ada cewek cakep, ya biasalah ibu-ibu banget," sambung Cut Mini.
Bagi Wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1973 silam ini, karakternya di film Koala Kumal tidak terlalu menyulitkan. Selain memang filmnya bergenre komedi, Cut Mini mengatakan Koala Kumal termasuk salah satu film yang menyenangkan baginya.

"Ini karakter yang simple aja, enggak ribet. Dika juga enggak minta saya buat yang gimana-gimana, enggak cerewet-cerewet banget, enggak judes banget, ya biasa saja, senang pokoknya,” tuntas Cut Mini.
Selain Raditya Dika dan Cut Mini, Koala Kumal turut dibintang Sheryl Sheinafia, Acha Septriasa dan Nino Fernandez. Rencananya, film ini akan dirilis pada lebaran 2016 mendatang di seluruh bioskop tanah air.

BJ Habibie Tiga Kali Jenguk Reza Rahadian di Rumah Sakit

 Reza Rahadian harus dirawat di rumah sakit karena kelelahan menjalani syuting film Rudy Habibie. Kabar ini ternyata sampai juga ke telinga B.J. Habibie, tokoh yang diceritakan dalam film Rudy Habibie.
Presiden ketiga Republik Indonesia itu sampai tiga kali menjenguk Reza Rahadian. "Pak Habibie sudah tiga kali ke sini (rumah sakit)," kata Reza Rahadian saat ditemui bersama produser MD Pictures, Manoj Punjabi, di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Kamis (31/3/2016).

BACA JUGA
  • Ambruk, Reza Rahadian Masih Sempat Sapa Penggemar
  • Reza Rahadian Kesulitan Disutradarai Hanung Bramantyo
  • Ngaku Ayah Marshanda, Irwan Yusuf Ditertawai Pelanggan Warteg
B.J. Habibie merasa perlu memberi perhatian terhadap Reza Rahadian yang tengah terkulai lemah karena terserang tipus. Apalagi, hal itu terjadi di saat Reza Rahadian tengah menyelesaikan proses syuting film Rudy Habibie.
"Pas tahu Reza sakit, dia (BJ Habibie) sudah mau langsung jenguk. Tapi karena protokoler, enggak boleh karena sudah malam, jadi besoknya jam delapan pagi dia sudah jenguk," sambung Manoj Punjabi.

Sementara itu, Reza Rahadian mengaku tak betah menjalani rawat inap di rumah sakit. "Saya sebenarnya nggak suka di rumah sakit. Tapi ini karena drop juga dan akhirnya terima saja dirawat dulu. Sekarang untuk pulihin kondisi, paling istirahat dan minum obat teratur," ujar Reza Rahadian. (Gie/fei)

[OPINI] Sinema Animasi yang Berubah, Kungfu Panda 3

Film masa kini adalah tentang 'bagaimana menyampaikan', tak lagi sekedar 'apa yang ingin disampaikan'. Demikian kata Bagus, kawan saya yang bersama anak-anaknya baru keluar dari dalam bioskop menyaksikan Kungfu Panda 3 (2016).
Ia merasa lebih dari sekedar terhibur dan senang, demikian juga kedua putrinya yang masing-masing berusia 8 dan 5 tahun. Keduanya tak henti menceritakan aksi Po dan kawan-kawan yang bagi mereka sangat lucu dan menyenangkan.

Bagus dan kedua putrinya menyenangi apa yang mereka baru saksikan, tentu saja dengan cara mereka masing-masing. Ketika kedua putrinya menangkap kelucuan demi kelucuan serta permainan warna yang menarik dari film yang mereka saksikan, maka Bagus menangkap lebih dari itu 

"Buat gue ini adalah tentang bagaimana menjadi diri sendiri lebih baik daripada berpura-pura jadi orang lain."

Demikianlah sinema animasi modern kini mengemas hiburannya. Tak lagi menjadi sekedar kisah yang bisa dinikmati oleh anak-anak seperti yang kita lihat di masa lalu. 

Sinema animasi modern telah berubah. Bagi para pembuatnya, animasi hanyalah cara untuk menyampaikan gagasan besar yang dimiliki. Animasi bukan lagi medium kekanak-kanakan yang lalu menjadi basi saat dinikmati oleh mereka yang penonton dewasa.

"Mungkin serupa dengan keadaan kisah-kisah superhero yang dulu praktis konsumsi anak-anak atau remaja, kini telah menjadi jauh lebih dewasa," ujar Bagus sembari menyebut karakter-karakter seperti Batman, Superman, Deadpool sampai Spiderman. 

Ia tak sepenuhnya salah, tapi pada medium komik revolusi, itu telah terjadi jauh lebih lama lagi. Telah sejak lama novel grafis di Barat sana mengenal istilah kategorisasi usia, karena ia tak lagi diperuntukkan bagi anak-anak belaka, tapi juga pembaca dewasa.

Karya grafis masa kini memang tak lagi melulu jadi medium hiburan bagi anak-anak. Kita melihat bagaimana sejak Tim Burton menelurkan Batman (1989), si manusia kelelawar tak lagi menjadi idola anak-anak. Si manusia kelelawar sejak saat itu menjadi lebih digali wilayah psikologisnya, sosok muram yang kesepian dan susah tidur akibat trauma masa kanak-kanak.
BACA JUGA
  • [OPINI] Kekuatan Video dalam Kampanye Pemasaran
  • [OPINI] Korelasi Gerhana Matahari dan Pertanda Bencana
  • [OPINI] Mata Air dan Air Mata Seleb Endorser

Sejak awal kemunculannya di tahun 2008 pada Kungfu Panda, karakter Po memang diberikan beban yang sebenarnya tidak ringan. Ia tak hanya "diminta" menghibur para anak-anak dan orang tua mereka, tapi juga memberi pesan yang sederhana namun kena pada mereka. 

Sosok Po yang bundar khas binatang Panda, adalah mainan pas untuk gambaran sosok yang terlalu jauh dari sempurna untuk menjadi seorang ahli kungfu.

Makhluk yang sejatinya doyan tidur, pemalas, dan rajin makan ini tidaklah memiliki karakter sekuat harimau, kera, atau bahkan jangkrik sekalipun untuk menjadi seorang ahli kungfu. Lalu Disney dengan kemampuan mengemasnya yang luar biasa, mampu bertutur layaknya para motivator yang rajin berdiri di depan kelas.

Po adalah representasi banyak dari kita yang memang tak pernah sempurna. Seperti kebanyakan kita, pada awalnya ia pun coba jadi "orang lain" demi mencapai cita-citanya sebagai pendekar utama perguruan kungfu Master Ogwai. Nyatanya ia salah—sama seperti kita—karena menjadi seorang yang sukses pada suatu bidang tak harus membuat kita jadi mengubah siapa diri kita sebenarnya.

Disney kini telah memiliki Pixar sepenuhnya, dan seperti semangat yang diusung oleh Pixar saat melakukan debut luar biasa mereka lewat Toy Story (1995), karya-karya mereka tak lagi sekedar menghibur dan menyenangkan, tapi juga berisi.

Saya berani bertaruh bahwa banyak orang berpendapat naskah dari Zootopia (2016) jauh lebih menarik dan rumit ketimbang The Revenant (2016) nya Alejandro Gonzales Innaritu, yang lebih meledak di pasar dan dijagokan di Oscar 2016 lalu. Kisah fabel sebuah peradaban modern para hewan itu tak hanya cerdas cara bertutur dan menyenangkan sebagai sebuah hiburan, ia juga dibekali dengan plot yang luar biasa.

Siapa sangka bahwa rangkaian hewan hilang di dunia Zootopia nyatanya merujuk pada kisah tentang perbedaan yang dalam kehidupan nyata, bahkan banyak bangsa maju di barat sana sekalipun, masih kesulitan merumuskannya.
Prasangka stereotype pada suatu etnis diterjemahkan menjadi prasangka stereotype pada hewan tertentu sekaligus klasifikasinya. Seekor kelinci yang tak mungkin menjadi polisi karena pihak keamanan haruslah berasal dari ras pemangsa dan tangguh seperti harimau, badak, banteng, singa dan lain-lain. Atau rubah yang tak mungkin direkrut menjadi aparat keamanan karena mereka datang dari ras yang tak bisa dipercaya.

Sinema animasi kini tak lagi melulu cemen seperti masa lalu, saat Donald Duck yang terus menerus mengalami kesialan dan jatuh ke jurang. Tom yang terus menerus gagal memburu Jerry walau ia jelas lebih superior secara fisik dan kecepatan. 

Sinema modern bertransformasi dengan zamannya. Kita menjadi lebih dekat padanya. Situasi yang digambarkan oleh segala kisah animasi—yang dulu hanya dinikmati oleh anak-anak yang semakin hari semakin ramai di layar bioskop-kini menjadi lebih dekat.

Tom yang tak pernah mati walau terus menerus dihantam martil kiriman akal cerdik Jerry atau Goofy yang rutin tertimpa rumah, kini semakin sulit ditemukan. Cerita anak-anak modern masa kini telah berkisah tentang masa depan yang sunyi (Wall-E, 2008), emosi yang membentuk kita (Inside Out, 2015), atau bahkan idola tertinggi pun tak juga sempurna (Up, 2009)

Menyaksikan itu semua anak-anak memang belum tentu mampu menangkap konten yang disampaikan. Abigail Maryam, putri saya yang berusia 8 tahun dan mulai lancar berbahasa Inggris pun, belum sedalam itu menangkap pesan Zootopia misalnya. Ia tertawa menyaksikan kelucuan dan aneka warna yang dipamerkan serta teknologinya yang semakin sempurna mendekati bentuk nyata. 

Ia memang tak memahami apa yang saya ataupun para orang dewasa lainnya pahami saat menyaksikan Inside Out misalnya. Tapi sinema animasi masa kini—atau yang dulu kita sebut Film Kartun—telah menghibur para anak dengan tawa mereka di satu sisi, sekaligus membuat orang dewasa seperti kita terhenyak dan memahami bahwa kehidupan sungguh besar dalam sinema.

Kawan saya, Bagus, memahami hal yang sama dengan saya. Ia tak lagi melulu tertawa seperti jika kami menyalakan saluran televisi kabel dan melihat Donald Duck yang dikejar ikan hiu. Selepas Kungfu Panda 3, kami seperti mendapatkan energi baru untuk berpikir lebih luas dan merasa bahwa kami tidak sendirian untuk coba jadi diri kami sendiri tanpa perlu berubah jadi orang lain, hanya untuk bisa disebut sukses oleh lingkungan.

Saat keluar dari bioskop setelah menyaksikan franchise binatang khas bangsa China ini, saya sempat berpikir, andaikan mendiang penulis besar Pramoedya Ananta Toer sempat menyaksikan film ini, mungkin ia akan menerima tawaran transformasi tetraloginya menjadi karya komik. Saat itu ia menolak dengan alasan yang sangat tegas namun sebenarnya tak relevan pada zamannya, "Karya saya bukan untuk anak-anak!" tegas dia.

Jarang Berhubungan Seks Bikin Vagina Lebih Rapat?

Mitos sering mengatakan, lama tak berhubungan seks bikin vagina wanita kembali rapat. Padahal ini sama sekali tidak benar.
"Banyak orang memiliki asumsi yang salah bahwa wanita yang jarang berhubungan seks memiliki vagina yang lebih 'rapat' dibanding mereka yang sering melakukannya--tapi hal konsepsi yang benar-benar salah," ujar spesialis kesehatan wanita, Jennifer Wider, M.D., seperti dilansir dari Women's Health, Senin (29/3/2016). 
"Dinding vagina akan berkontraksi dan kembali ke bentuk normalnya setelah berhubungan seksual dan melahirkan," lanjutnya lagi.
BACA JUGA
  • 5 Fakta Labia, si Bibir Vagina
  • 4 Hal yang Terjadi pada Vagina Saat Sedang Bercinta
  • Sexpedia: Usai Melahirkan, Vagina Jadi Lebih Longgar?
Walaupun begitu, ada dua waktu di kehidupan wanita ktika vagina memang berubah bentuk dalam waktu cukup lama. Yang pertama? Setelah melahirkan. "Sejumlah studi menunjukkan, otot-otot vagina membutuhkan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke ukuran dan bentuknya semula," ujar Wider. Tapi tetap saja pada akhirnya vagina akan kembali ke bentuk semula.
Waktu lain ketika vagina Anda berubah adalah seiring Anda bertambah tua. "Ketika wanita menua, kadar hormon mereka menurun. Yang artinya, dinding vagina menipis dan jadi lebih tidak elastis, jadi ototnya bisa jadi lebih longgar," ujar Wider.
"Berita baiknya, hal ini bisa diatasi dengan senam kegel, tak peduli usia wanita tersebut."
Kesimpulannya: Jika vagina Anda terasa ketat saat seks, hal ini bukan berarti karena Anda sudah lama tak melakukannya. "Hal ini lebih mungkin karena Anda belum benar-benar terangsang, dan membutuhkan lebih banyak pemanasan," tutup Wilder

4 Kebohongan Seks Terparah

Setiap orang pasti pernah berbohong dalam hidupnya. Misalnya menyalahkan anak buah demi menyelamatkan karir untuk suatu kesalahan akibat gangguan jaringan komputer. Terdengar ruwet?
BACA JUGA
  • Hubungan Seks Ampuh Atasi 7 Masalah Kesehatan Ini
  • 5 Kebohongan Wanita tentang Seks 
  • 5 Alasan Kenapa Pria Menyewa Pelacur
Tentu saja ada bohong yang tidak serumit itu. Langsung, tanpa basa-basi. Termasuk bohong urusan seks.
Dikutip dari Women’s Health, Rabu (30/3/2016), perusahaan siaran berbayar, DirecTV, di AS menanyakan sejumlah orang tentang bohong terburuk soal seks.
Survei itu melibatkan sekitar 2000 orang. Mereka ditanyai tentang kebohongan yang paling sering dilakukan dan—waduh—kebohongan tentang seks berada di urutan atas.
Menurut survei itu, kebohongan terburuk tentang seks adalah:
1. “Saya menggunakan KB."
2. “Saya bukan hanya mencari seks.”
3. “Saya telah tidur dengan X orang.”
4. “Dengan kamulah saya pertama kalinya melakukan ini.”
Kebohongan nomor 1 dan 2 memang mengesalkan sekali, tapi tidak jelas apakah nomor 3 dan 4 sedemikian buruknya, kecuali kalau kita sedang membicarakan hubungan seks tanpa pengaman. Nah.
Memangnya sedemikian pentingnya apa yang dulu pernah dilakukan di tepi pantai dengan orang lain selagi matahari terbenam?
Kebohongan berikutnya di nomor 5 adalah, “Saya selalu mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi”, diikuti dengan nomor 6, yaitu, “Saya tidak pernah merokok.”
Lalu, kebohongan yang tidak terlalu buruk menurut survei itu adalah, “Nama bayimu menggemaskan sekali."
Kebohongan yang mana yang pernah Anda lakukan?